Arti 'Global Village' dan Hubungannya dengan Teknologi
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan ’e’ , seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi begitu pesat, sehingga memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam Masyarakat atau Ekonomi Informasi. Masyarakat baru ini juga sering disebut sebagai masyarakat pasca industri.
Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau “Global village”.
Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah mati” atau “distance is dead” . Makin lama makin nyata kebenarannya, bagaimana media massa elektronik menggagalkan halangan-halangan tempat dan waktu dalam komunikasi manusia, sehingga memampukan orang-orang untuk berinteraksi dan tinggal dalam skala global.
Sekarang ini Global Village banyak digunakan untuk mendeskripsikan internet dan dunia website. Internet menyatukan dunia dengan mengijinkan para penggunanya dari seluruh dunia untuk berhubungan dengan yang lain. Teknologi yang digunakan adalah dengan sambungan web komputer, dimana semua orang bisa bergabung dalam satu website yang sama. Global village menggambarkan arus globalisasi di era ini. Arus globalisasi yang semakin maju ini ternyata tidak hanya membawa manusia pada kemudahan dalam mengakses belahan dunia manapun, atau melakukan perpindahan fisik dan intelektual imajinatif kemanapun dia suka, namun juga membawa manusia pada pencarian identitas diri yang semakin intens. Kebutuhan identifikasi diri ini menjadi begitu mendesak di tengah- tengah kondisi yang ditengarai sebagai pelucutan manusia dari sekat-sekat primordial.
Globalisasi sebagai suatu proses pada akhirnya akan membawa seluruh penduduk planet bumi menjadi suatu world society dan global society. Hal ini harus dipandang dan dipahami sebagai proses wajar yang tak terhindarkan yang diakibatkan oleh semakin majunya peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), khususnya teknologi komunikasi dan informasi. Sebab bagaimanapun, global society yang oleh Miriam L Campanella dalam buku Transition to a Global Society diartikan sebagai an idealistic cosmopolitan and universal society that includes all the people, living on earth, without regard to cultural and ethical beliefs lambat maupun cepat akhirnya akan menjadi kenyataan.
Ini menampakkan wujudnya yang paling nyata. Peristiwa di pojok bumi manapun dengan cepat dapat dikomunikasikan ke seluruh dunia. Akibatnya manusia semakin menyadari posisinya sebagai sesama warga satu desa dunia atau a global village. Sebagaimana halnya warga desa yang saling kenal mengenal satu sama lain serta selalu saling bergotong royong dalam mewujudkan keamanan dan kesejahteraan seluruh warga, demikian pula hendaknya sikap manusia sebagai sesama warga planet bumi.
Menyadari bahwa kesatuan umat manusia adalah konsekuensi dari kemajuan peradaban manusia, maka globalisasi justru harus dihadapi dengan kesiapan untuk berlomba dalam mendakwahkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat dunia. Dengan cara bersikap kreatif dengan menggali tak kenal henti saripati dan hikmah ajaran Islam untuk didakwahkan dan disumbangkan sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan li al-alamin) .
Contoh dari praktik pelaksanaan Global Village ini adalah, misalnya, ketika ada misionaris Korea yang ditangkap kelompok Taliban di Afganistan, masyarakat di Indonesia dapat dengan mudah meng-akses berita ini. Dari kasus ini, dapat disimpulkan, bahwa masyarakat dunia telah tergabung dalam global village, di mana jarak, waktu dan hambatan lainnya tidak lagi menjadi halangan untuk berkomunikasi. Contoh lainnya adalah dengan media handphone, kita dapat ber-video-call dengan orang di pulau lain atau di daerah jauh lainnya, seakan-akan tidak terdapat jarah di antara komunikator tersebut, bisa disimpulkan kembali bahwa jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau “Global village”.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan ’e’ , seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi begitu pesat, sehingga memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam Masyarakat atau Ekonomi Informasi. Masyarakat baru ini juga sering disebut sebagai masyarakat pasca industri.
Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau “Global village”.
Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah mati” atau “distance is dead” . Makin lama makin nyata kebenarannya, bagaimana media massa elektronik menggagalkan halangan-halangan tempat dan waktu dalam komunikasi manusia, sehingga memampukan orang-orang untuk berinteraksi dan tinggal dalam skala global.
Sekarang ini Global Village banyak digunakan untuk mendeskripsikan internet dan dunia website. Internet menyatukan dunia dengan mengijinkan para penggunanya dari seluruh dunia untuk berhubungan dengan yang lain. Teknologi yang digunakan adalah dengan sambungan web komputer, dimana semua orang bisa bergabung dalam satu website yang sama. Global village menggambarkan arus globalisasi di era ini. Arus globalisasi yang semakin maju ini ternyata tidak hanya membawa manusia pada kemudahan dalam mengakses belahan dunia manapun, atau melakukan perpindahan fisik dan intelektual imajinatif kemanapun dia suka, namun juga membawa manusia pada pencarian identitas diri yang semakin intens. Kebutuhan identifikasi diri ini menjadi begitu mendesak di tengah- tengah kondisi yang ditengarai sebagai pelucutan manusia dari sekat-sekat primordial.
Globalisasi sebagai suatu proses pada akhirnya akan membawa seluruh penduduk planet bumi menjadi suatu world society dan global society. Hal ini harus dipandang dan dipahami sebagai proses wajar yang tak terhindarkan yang diakibatkan oleh semakin majunya peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), khususnya teknologi komunikasi dan informasi. Sebab bagaimanapun, global society yang oleh Miriam L Campanella dalam buku Transition to a Global Society diartikan sebagai an idealistic cosmopolitan and universal society that includes all the people, living on earth, without regard to cultural and ethical beliefs lambat maupun cepat akhirnya akan menjadi kenyataan.
Ini menampakkan wujudnya yang paling nyata. Peristiwa di pojok bumi manapun dengan cepat dapat dikomunikasikan ke seluruh dunia. Akibatnya manusia semakin menyadari posisinya sebagai sesama warga satu desa dunia atau a global village. Sebagaimana halnya warga desa yang saling kenal mengenal satu sama lain serta selalu saling bergotong royong dalam mewujudkan keamanan dan kesejahteraan seluruh warga, demikian pula hendaknya sikap manusia sebagai sesama warga planet bumi.
Menyadari bahwa kesatuan umat manusia adalah konsekuensi dari kemajuan peradaban manusia, maka globalisasi justru harus dihadapi dengan kesiapan untuk berlomba dalam mendakwahkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat dunia. Dengan cara bersikap kreatif dengan menggali tak kenal henti saripati dan hikmah ajaran Islam untuk didakwahkan dan disumbangkan sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan li al-alamin) .
Contoh dari praktik pelaksanaan Global Village ini adalah, misalnya, ketika ada misionaris Korea yang ditangkap kelompok Taliban di Afganistan, masyarakat di Indonesia dapat dengan mudah meng-akses berita ini. Dari kasus ini, dapat disimpulkan, bahwa masyarakat dunia telah tergabung dalam global village, di mana jarak, waktu dan hambatan lainnya tidak lagi menjadi halangan untuk berkomunikasi. Contoh lainnya adalah dengan media handphone, kita dapat ber-video-call dengan orang di pulau lain atau di daerah jauh lainnya, seakan-akan tidak terdapat jarah di antara komunikator tersebut, bisa disimpulkan kembali bahwa jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau “Global village”.
GLOBAL VILLAGE
Di era modern seperti sekarang ini tidak bisa dipungkiri
bahwa kebutuhan akan informasi dan komunikasi semakin tinggi. Informasi
dianggap amat penting dan berpengaruh bagi kehidupan oleh sebagian orang.
Bahkan sudah menjadi suatu bagian dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi
setiap hari. Informasi apapun apalagi yang berkaitan dengan profesi seseorang
dianggap sangat membantu kinerja mereka, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Hal ini membuat orang berlomba-lomba untuk memperoleh
informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. Media, yang sadar akan hal
ini tentu tidak tinggal diam. Mereka pun berlomba-lomba untuk menyajikan dan
memanjakan konsumen dengan berbagai informasi yang mereka miliki. Tidak
dipungkiri jugabahwa sekarang ini memang bukan hal sulit untuk memperoleh dan
mengakses informasi dari berbagai sumber. Ditambah lagi dengan keberadaan
alat-alat komunikasi dan teknologi yang kian canggih. Seakan semakin membuka
lebar aliran informasi yang kian deras.
Global Village, sebuah konsep di masa modern ini yang
mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Konsep yang berkaitan erat
dengan arus informasi dan komunikasi ini nampaknya semakin eksis seiring dengan
perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin maju. Global village yang
terjadi saatini membuat resonansi media global yang menjadikan jarak dan waktu
dalam berkomunikasi tidak lagi menjadi suatu hambatan. Dunia seperti diperkecil
menjadi sebuah desa yang terdiri dari beberapa rukun warga saja. Orang-orang
dari berbagai negara dapat dengan mudahnya berkomunikasi dan bertukar informasi
dengan mereka yang berbeda negara. Tak hanya lintas kota ataupun negara, bahkan
hingga lintas benua. Mereka dapat dengan mudah memilih, menonton, mengunggah,
mengunduh, bahkan bercakap-cakap dengan orang di benua lain dengan tanpa
memusingkan jarak dan waktu.
Kemudahan ini juga tentu saja dirasakan dalam perolehan
informasi. Informasi dapat dengan mudah diperoleh masyarakat dalam era Global
Village. Apapun, dimanapun, dan kapanpun. Aliran informasi bahkan bisa dibilang
sangat deras melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik. Masyarakat
sebagai konsumen dapat merasakan kebebasan yang luar biasa dalam hal perolehan
informasi. Ditambah lagi dengan penawaran biaya yang relatif murah jika dibandingkan
dengan harus bersusah payah mencari alternatif lain. Didukung lagi dengan
perang harga dan promo yang menggiurkan dari para penyaji informasi.
Sebut saja internet yang kini telah menjamur di mana-mana
bahkan telah sampai di desa-desa. Internet menjadi salah satu alternatif baru
yang memanjakan konsumennya dengan segala kemudahan yang disajikan olehnya.
Konsumen bahkan tidak usah jauh-jauh dan repot untuk mendapatkan akses
internet. Cukup dengan duduk manis dan memegang handphone atau laptop yang dilengkapi
dengan sarana pengakses internet, mereka bisa mendapatkan apa yang mereka mau
melalui itu. Tidak usah internet, bahkan yang paling sederhana seperti
televisi, dapat dengan mudah memberikan informasi seluas-luasnya dari belahan
bumi manapun. Apalagi televisi kini tak lagi menjadi barang baru dan mewah.
Global Village memang seakan menggambarkan kemudahan serta
kemajuan informasi dan telekomunikasi yang kini terjadi. Namun, kita tetap saja
harus waspada da tidak terbuai dengan kemudahan tersebut. Pemanfaatan yang
tidak tepat terhadap media dan alat komunikasi dalam pencarian informasi juga
bisa menjadi boomerang bagi penggunanya. Salah-salah malah akan mencelakakan
diri kita sendiri. Oleh karena itu, kemudahan tersebut harus disikapi secara
bijak oleh setiap penggunanya.
Pengertian Global Village
Marshall McLuhan
mengkonseptualisasikan “global village” yang dimaknai sebagai sebuah
proses homogenisasi jagat sebagai akibat dari kesuksesan system komunikasi
secara keseluruhan. Saat ini, betapa mudahnya orang melakukan komunikasi jarak jauh, tidak hanya
antarkota melainkan antarnegara yang lokasinya sangat berjauhan. Bahkan, saat
ini tidak jarang para petinggi negara mengadakan pertemuan dengan staf
pembantunya (misalnya menteri) melalui teleconference atau konferensi
jarak jauh dengan maksud untuk memantau keadaan atau situasi dalam negeri, baik
keadaan politik maupun ekonomi, dan sebagainya. Demikian pula, komunikasi dapat
dilakukan melalui media internet yang dalam waktu yang relatif singkat, dapat
diperoleh informasi atau berita-berita aktual yang terjadi di belahan penjuru
dunia ini. Itulah gambaran kehidupan saat ini, kehidupan yang serba menglobal
dalam berbagai aspek atau dimensi kehidupan manusia. Inilah yang disebut dengan
globalisasi (globalization).
Makna Global
Village
Bukan rahasia
lagi kalau saat ini dunia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat
dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan masyarakat dan negara.
Batas-batas teritorial antarnegara yang sebelumnya menjadi salah satu kendala
yang dihadapi dalam konteks hubungan antarbangsa dan negara, kini hal itu tidak
menjadi kendala yang berarti. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
eskalasi yang tinggi terutama teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi
telah menyebabkan batas-batas atau sekat-sekat geografis antarnegara dan bangsa
seolah tak nampak lagi sehingga memungkinkan merubah pola sikap dan prilaku
manusia dapat berubah sehingga dapat pula berpengaruh bagi tingkat kesehatan
pada lapisan Masyarakat , Pantas kalau banyak pihak mengatakan bahwa
kecenderungan kehidupan bangsa dan negara saat ini mengarah kepada terbentuknya
suatu masyarakat global (global village). Khususnya pada tingkat
kesehatan seluruh lapisan masyarakat.
Proses Global
Village
Berbicara tentang
proses global , terhadap setidaknya beberapa jalur atau saluran yang
dapat dijadikan sebagai sarana globalisasi, yaitu jalur teknologi dan
informasi, , perdagangan internasional, pendidikan, dan organisasi
internasional. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang
jalur-jalur dalam proses globalisasi itu, berikut dijelaskan lebih rinci
masing-masing jalur tersebut :
a. Jalur
Teknologi dan Informasi
Menurut Alwi Dahlan (1996) bahwa teknologi komunikasi merupakan pendorong utama
(push factor) globalisasi, yang dapat menghasilkan berbagai produk baru
yang dapat mempermudah, mempercepat, dan mempermurah hubungan antarmanusia (human
relation). Dan khususnya kemajuan tehnologi di bidang kesehatan misalnya
alat-alat kedokteran seperti ,EKG, USG, MRI dan sebagainya . Selain itu Kemajuan
teknologi komunikasi tersebut terdapat dalam segala tahap komunikasi; -semenjak
pengiriman pesan (sending the message) (misalnya via pemancar, pesawat
telepon, ponsel, dsb), penyaluran dan penyampaian/distribusi (misalnya
teknologi satelit, seluler, laser, serat optic, dsb), serta penyajian atau
penampilan pesan komunikasi (LCD player, HDTV, TV Plasma, telepon-fax yang
sekaligus berfungsi sebagai foto copy-scanner-printer).
Dampak positif Global
Village antara lain:
1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu
pengetahuan dan Kesehatan
2. Mudah melakukan komunikasi antara
sesame tenaga kesehatan
3. Akses ke sarana kesehatan lebih cepat
(mobilitas tinggi)
4. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan
toleran
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
6. Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif Global Village :
1. Informasi yang tidak tersaring
2. Perilaku konsumtif
3. Membuat sikap menutup diri,
berpikir sempit bagi tenaga kesehatan
4. Pemborosan pengeluaran dan meniru
perilaku yang buruk
5. Mudah terpengaruh oleh hal yang
berbau barat
Pasar media elektronik dan digital yang tergolong sebagai media baru (new
media), seperti, komputer, internet, gadget, dan jenis-jenis layanan
real time, sudah semakin sesak oleh gambar-gambar dari rayuan-rayuan,
yang membentuk budaya konsumerisme baru. Jelasnya, kondisi yang perlu disadari
adalah makhluk sosial manusia tidak bisa lepas dari proses interaksi dan
pola-pola komunikasi menggunakan perangkat tadi. Maka yang terjadi, proses
pemaknaan sebuah produk akan terus mengalami metamorfosa dalam kerangka sistem
makna yang lebih besar.
Tulisan ringkas ini hendak menjelaskan fenomena budaya
konsumsi masyarakat modern yang muncul dari pola interaksi (informasi dan
komunikasi) maya yang terjalin melalui perangkat media baru berupa internet
sebagai sistem makna. Korelasinya, proses transformasi budaya pascaruang
menimbulkan gejala determinasi teknologi informasi dan komunikasi bagi
masyarakat sekarang ini. Selanjutnya, keadaan tersebut dapat mempengaruhi sistem
makna yang dikonstruksikan di ranah budaya konsumsi visual/digital. Akibat dari
kemajuan modernisasi ini, penulis berusaha mengkajinya menggunakan perspektif
postmodern dari Marshall McLuhan dan Jean Baudrillard.
Keterputusan Mendasar Mekanisme Sosial Budaya bagi
McLuhan
Problem interaksi sosial masyarakat kontemporer dalam
memanfaatkan ruang bersama (publik) maya digunakan untuk saling bertukar
informasi dan bersosialisasi. Kini penggunaan alat teknologi komputer dan
jaringan sibernetis-nya (cybernetic) sudah semakin dekat dengan
keseharian kita. Orang lebih mudah melakukan transaksi jual beli melalui
internet. Meski demikian, kondisi ini merupakan ciri perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang demikian pesat. Kelanjutan dari teknologi ini
telah menemukan jalurnya yang paling cepat, melesat bak Apollo yang diluncur ke
luar angkasa. Paul Virilio menyebutnya dalam teori The Dromosphere, yang
menjelaskan bahwa dengan kecepatan teknologi dapat mempersempit ruang gerak
masyarakat secara topografik (Virilio, 1991).
Secara sederhana model percepatan ruang dan waktu yang tak
terbatas itu terbuka lebar bagi siapapun untuk memanfaatkan kecanggihan
teknologi media dalam melakukan proses interaksi dan relasi sosial lainnya.
Permulaan ini dilihat saat karya science-fiction cyberpunk,
‘Neuromancer’ mampu menggambarkan keadaan dunia virtual melalui ide cerdas
William Gibson (1984). Dunia ini tidak lagi menghadirkan sosok diri kita secara
utuh. Dan, Gibson menyebutnya sebagai ‘the information superhighway’
atau ‘the Matrixs’[4].
Dalam studi akademis, proyeksi masa depan itu pernah
dibuktikan oleh Sherry Turkle. Ia setidaknya telah memberikan dasar pengetahuan
yang cukup menyeluruh pada budaya-tekhno (technoculture) masyarakat
kontemporer dan memperkenalkan sejenis ‘sosiologi komputer’. Mark Poster
mengkajinya lebih dekat kepada persoalan human-machine relationship yang
berasal dari pendapat Gilles Deleuze, Felix Guattari dan Donna Haraway. Di
samping itu, Baudrillard memakai jurus simulakra untuk memaknai sepak terjang
citraan semu yang berpola pada ide reproduksi mekanis milik Walter Benjamin.
Garis besarnya, studi-studi ini bersumber dari gagasan Marshall McLuhan yang
turut memberikan penajaman aspek keterhubungan antara media, budaya dan
masyarakat melalui jenis media (elektronik) dan efek media yang ditimbulkannya
(McLuhan, 1964).
Sejauh pandangan dari para tokoh postmodernis itu mampu
mengamati dan menjelaskan hubungan teknologi komputer dengan konstruksi
imajiner, citra-citra, image yang mengubah rasionalitas setiap aktor
mendorong bentuk keniscayaan yang tak terelakkan di era cyberculture.
Haluan ini perlahan dideteksi sebagai realitas “semu” antara batas-batas
wilayah psikososial menuju pada keteraturan yang homogen dan integral namun
sesungguhnya terfragmentasi.
Dalam Teori Media Baru, Marshall McLuhan memperkenalkan
istilah “Medium is an extension of man”—medium adalah perpanjangan tangan
manusia. Dan, yang paling mendekati dari pandangan McLuhan adalah mengenai
teknologi mekanik (mechanical technology) dan elektrik, dalam kajian
utama tulisan ini berupa internet. Semboyannya yang paling terkenal adalah
“Medium is the message”. Medium atau sarana yang mempengaruhi manusia, bukan
isi (content) apa yang disampaikan. Karakteristik medium sebenarnya
adalah makna dari pesan itu sendiri sedangkan isi pesan menjadi hal yang ‘nothing’.
‘The medium is the message’ because it is the medium that
shapes and controls the scale and form of human association and action. The
content or uses of such media are as diverse as they are ineffectual in shaping
the form of human association. Indeed, it is only too typical that the
“content” of any medium blinds us to the character of the medium. It is only
today that industries have become aware of the various kinds of business in
which they are engaged.
(McLuhan, 1964: 11)
Di sisi lain, McLuhan membuat konsep global village
atau ‘kampung global’, ia berpendapat bahwa ‘dunia tidak lebih dari sebuah
dusun karena diringkas secara elektrik’ (Cavallaro, 2001: 199). Hal ini
mencerminkan internet telah membawanya pada efek kecenderungan homogenisasi
budaya akibat teknologi post-industrial. Oleh karena itu, pemikiran McLuhan
juga banyak mencermati bentuk-bentuk efek dari teknologi mekanik elektrik
sehingga pandangannya ini sering disebut ‘determinisme teknologi’.
Teknologi media, internet berperan dalam proses produksi
budaya massa. Artinya ini lebih dekat pada sebuah industri budaya sebagaimana
yang ditunjukkan oleh Adorno dan Horkheimer bahwa budaya tidak lepas dari
ekonomi politik dan produksi kebudayaan kapitalis. Dalam tataran Cultural
Studies, Raymond Williams berpendapat bahwa kata kebudayaan digunakan dalam
dua pengertian, pertama sebagai keseluruhan cara hidup, dan kedua, untuk
menunjuk pada kesenian dan pembelajaran…“kebudayaan itu adalah hal-hal yang
dialami dalam hidup sehari-hari” (Williams, 1989:4).
Praktik ini terwujud dari kehidupan para aktifis netter,
artinya keberadaan mereka semakin mengukuhkan adanya budaya digital, kegiatan
untuk konsumsi material dan tanda yang ada dimediasi oleh material. Hal
tersebut dapat dicirikan pada aktifitas masyarakatnya yang massif, karena
dipengaruhi kultur industri demi menjaga produktifitas, efesiensi dan
kepraktisan. McLuhan akhirnya berkesimpulan bahwa masyarakat sekarang sedang
mengalami ‘keterputusan fundamental dengan masa lalu’. Lebih jelas, Mcluhan
menyadari bahwa visual, budaya cetak individualistis cetak akan segara diakhiri
apa yang disebut dengan ‘ketergantungan elektronik’ (electronic
interdependence).
Kemudian, McLuhan menjawabnya dalam karya monumental Understanding
Media, yaitu tentang bagaimana media bisa mereproduksi dirinya dan kita
mengantisipasi teknologi elektronik yang hadir, oleh karena itu muncullah apa
yang ia sebut dengan ‘implosion’ (ledakan ke dalam).[5] Artinya, pandangan Mcluhan terhadap
teknologi internet ini adalah optimis, meskipun ia memberikan catatan kritis:
Media elektronik telah mengarahkan suatu fase dari Gutenberg galaxy ke electronic
tribalism.
Reproduksi Makna Sebagai Efek dari Konsumsi Visual:
Baudrillard
Konsumsi visual yang dilakukan para netter lebih
lanjut akan memakai sebagian pemikiran Baudrillard yang juga dipengaruhi oleh
McLuhan dan Walter Benjamin. Baudrillard secara konsisten kembali ke dua teori,
untuk menguraikan dan membangun gagasan mereka berdua bersama-sama, melihat
McLuhan sebagai teori, dalam hal-hal tertentu, merupakan kelanjutan dari
wawasan Benjamin (Baudrillard 1983a: 98-102). Menurut Baudrillard, Benjamin
(kemudian McLuhan), yang pertama kali memahami bahwa teknik reproduksi mekanik
itu penting. Teknologi, dan berbagai bentuk itu mengasumsikan, sebagai
’struktur langsung dunia’. Di bidang kebudayaan, teori ini menyiratkan bahwa previlage
dari kekhasan suatu bentuk teknologi menyebabkan hubungan tertentu, pengalaman
dan efek, melihat isi atau makna yang terkandung dalam berbagai mediasi.
Pandangan Baudrillard yang muncul, yaitu bagaimana
visual-image mampu mereproduksi secara teknis, ia mengungkapkan sebagai aspek
utama masyarakat industri. Di satu sisi, ia berpendapat bahwa yang penting dari
reproduksibilitas ini terletak pada kecepatan, kelebihan, kelebihan produksi,
dari informasi atau pesan. Untuk menganalisis konsumsi tanda-tanda dalam bentuk
visual yang ditampilkan internet dan atau iklan-iklan, Baudrillard menemukan
tanda-tanda interaksi ‘semu’ yang diproduksi oleh media tersebut. Proses
simulasi yang melahirkan adanya reproduksi mekanis ini berasal dari ide dasar
Walter Benjamin. Alat simulasi itu disebutnya sebagai mekanisme (mechanism).
Apa yang bisa dihadirkan, tentunya kita sering menemukan adanya interaksi
konvensial di dunia offline untuk sementara dapat di fasilitasi oleh
jaringan internet.
Menurut Benjamin, reproduksi mekanis mengacu pada proses
teknis sebuah alat produksi yang mampu menghasilkan karya. Karya ini bisa
berupa gambar, Benjamin mencontohkannya dengan kehadiran fotografi yang
menggantikan fungsi Litografi untuk mengambil obyek gambar sesuai ‘aslinya’
(Benjamin, 1969).
Bagi Baudrillard (1983b: 67), yang sosial adalah suatu simulacrum,
yang menjadi dasar individu-individu sosial yang merefleksikan diri. ‘acuan
satu-satunya yang masih berfungsi adalah acuan tentang ‘mayoritas yang diam’,
karena massa tak lagi menjadi milik aturan representasi. Lewat televisi, film
dan iklan, termasuk internet, dunia simulasi tampil sempurna. Inilah ruang yang
tak lagi peduli dengan kategori-kategori nyata, semu, benar, salah, referensi,
representasi, fakta, citra, produksi atau reproduksi semuanya lebur menjadi
satu dalam silang-sengkarut tanda (Baudrillard, 1983b).
Baudrillard menganalisis masyarakat modern di era modern.
Melalui bukunya Simulations (1983a), Baudrillard mengintrodusir karakter
khas masyarakat Barat dewasa ini sebagai masyarakat simulasi. Inilah masyarakat
yang hidup dengan silang-sengkarut kode, tanda, dan model yang diatur sebagai
produksi dan reproduksi dalam sebuah simulacra. Simulacra adalah
ruang dimana mekanisme simulasi berlangsung. Merujuk Baudrillard, terdapat tiga
tingkatan simulacra (Baudrillard, 1983a: 54-56). Pertama, simulacra
yang berlangsung semenjak era Renaisans hingga permulaan Revolusi
Industri. Simulacra pada tingkatan ini merupakan representasi dari
relasi alamiah berbagai unsur kehidupan. Kedua, simulacra yang
berlangsung seiring dengan perkembangan era industrialisasi.
Dengan contoh yang gampang Baudrillard menggambarkan dunia
simulasi dengan analogi peta. Menurutnya, bila dalam ruang nyata, sebuah peta
merupakan representasi dari suatu wilayah, dalam mekanisme simulasi yang
terjadi adalah sebaliknya. Peta mendahului wilayah. Realitas sosial, budaya,
bahkan politik, dibangun berlandaskan model-model yang telah dibuat sebelumnya.
Dalam dunia simulasi, bukan realitas yang menjadi cermin kenyataan, melainkan
model-model (Baudrillard, 1983b: 17).
Argumen yang dikemukakan oleh Baudrillard adalah bahwa media
internet telah menyebabkan makna ganda dan begitu juga urusan sosial menjadi
hilang: ‘informasi telah memamah isinya sendiri; ia menelan komunikasi dan
sosial’ (Baudrillard 1983a: 97). Menurut Baudrillard kita bisa mengindetifikasi
dua alasan dan aspek dari situasi yang aneh ini. Pertama, dalam istilah media sendiri,
media beroperasi untuk menghasilkan makna; media melakukan permainan
komunikasi. Tetapi bagi Baudrillard, media sebenarnya menghabisi dirinya
sendiri dalam usaha menghasilkan makna ini.
Di sini argumen Baudrillard mencerminkan pengaruh gagasan
McLuhan tentang ‘sarana adalah pesan’. Selain dipengaruhi juga ide mengenai
‘Reproduksi Mekanik’ suatu karya seni (the work of art) Benjamin, yang
merupakan bagian dari pola representasi yang diproduksi secara terus menerus
dengan menggunakan suatu alat mekanis yang meniscayakan kehadirannya dalam
ruang dan waktu tertentu.
Internet Masuk Desa
Pada jaman dahulu teknologi masih dianggap sesuatu yang
asing. Terlebih lagi teknologi telekomunikasi dan teknologi interaktif. Hanya
kalangan tertentu sajalah yang mengerti menggunakkan teknologi tersebut. Tak
hanya mengerti namun orang-orang tertentu saja yang mampu membeli teknologi
tersebut. Contoh saja televisi. Pada jaman dahulu, terutama di daerah pedesaan
jarang sekali orang memiliki televisi. Mungkin hanya kepala desa atau
orang-orang yang mampu di desa itu yang membeli televisi. Hal ini pasti sangat
jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Televisi menjadi salah satu kebutuhan
bagi masyarakat umum karena berbagai kalangan kini mampu membeli televisi. Tak
hanya televisi, kini teknologi lain yang lebih canggih mulai menjamah berbagai
kalangan. Internet adalah sebuah teknologi yang mampu menghubungkan jaringan
komputer menggunakkan TCP/IP. Teknologi ini sangat membantu manusia untuk
berinteraksi jarak jauh. Intenet membuat manusia dapat berkomunikasi seperti
komunikasi tatap muka, padahal mereka ada di dua tempat yang bejauhan. Selain
itu, internet juga sebagai sarana hiburan dan informasi dimana dengan mudah
pengguna internet mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sektor bisnis pun mulai
mempergunakkan internet sebagai sarana. Intinya, internet semakin mengambil
peran penting bagi kehidupan manusia. Dengan teknologi yang begitu canggih,
internet pada mulanya dipergunakkan kalangan tertentu saja. Biaya untuk
menghadirkan internet di rumah cukuplah mahal. Kita tak hanya membutuhkan
koneksi internet saja, tetapi kita membutuhkan perangkat PC atau laptop.
Namun Marshall McLuhan memiliki pemikiran unik. Ia
mengusulkan sebuah konsep yang diberi nama ‘Global Village’. Konsep ini adalah
menganalogikan dunia adalah desa yang sangat besar. Dimana seluruh orang di
dunia dapat mengakses informasi. Konsep ini muncul pada tahun 60-an. Tentu saja
pada tahun tersebut, konsep ini dianggap aneh karena waktu itu televise dan
radio masih sangat terbatas, sedangkan internet belum ditemukan. Meskipun
dianggap aneh, McLuhan tetap memperkirakan bahwa di abad 20 manusia akan
bergantung pada teknologi. McLuhan juga memperkirakan waktu dan jarak bukan
lagi batasan untuk tersebarnya sbeuah informasi. Perkiraan McLuhan ini benar-benar
terbukti pada masa yang sedang kita jalani. Kemunculan teknologi internet
membuktikan perkiraan McLuhan.
McLuhan juga memperkirakan di masa manusia tergantung pada
teknologi dan telekomunikasi, manusia akan merubah cara dan pola
komunikasi. Pola komunikasi tersebut berubah dalam komunikasi antarpribadi.
Perubahan terletak pada komunikasi antar dua orang akan semakin meluas menjadi
komunikasi massa. Setiap komunikasi akan akan bersifat massal dan luas, bukan
lagi komunikasi antar dua orang saja. Jadi setiap pembicaraan atau komunikasi
yang dilakukan dapat menjadi konsumsi masyarakat luas. Namun terdapat
pengecualian pada hal-hal yang bersifat rahasia, seperti rahasia perusahaan dan
rahasia. McLuhan juga menyatakan bahwa Global Village dapat terjadi karena
penyebaran informasi yang begitu cepat. Tentu saja penyebaran ini menggunakkan
teknologi komunikasi dan informasi, dimana manusia lebih menyukai komunikasi
yang interaktif dan menghibur. Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan konsep
komunikasi massa dimana yang ditekankan adalah informasi yang diberikan bukan
pada interaksi. Meskipun internet dapat menghubungkan seluruh dunia, namun
konsep Global Village yang memang menggunakkan teknologi internet ini
memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya tentu dapat
menghubungkan manusia meskipun berada di tempat yang berjauhan dan mendapatkan
informasi dari belahan dunia manapun dengan sangat cepat. Sedangkan dampak
negatifnya adalah kecanduan internet. Manusia akan sangat tergantung dan internet
dan dapat merusak hubungan dengan orang lain karena hubungan dibangun hanya
melalui internet tanpa bertemu tatap muka.
Di Indonesia sendiri, Indonesia memang telah mengalami
perkembangan di dunia informasi. Hal ini ditandai dengan kehadiran internet pada
pertengahan 90-an. Internet juga mengambil peran di kehidupan masyarakat
Indonesia. Peristiwa yang terjadi di Jakarta dapat dengan cepat diketahui oleh
masyarakat di Medan merupakan salah satu contoh peranan informasi. Melalui
internet pula, orang tua di Jakarta dapat dengan cepat menghubungi anaknya yang
sedang bersekolah di Jogjakarta. Internet pun dapat dijadikan tempat untuk
saling berpendapat dan bertukar pikiran lewat forum diskusi. Hiburan pun dapat
didapat dengan mudah di Internet. Pemerintah pun dibantu dengan adanya
teknologi internet. Pengawasan seluruh wilayah Indonesia yang luas dan terdiri
dari berrbagai pulau dapat dengan mudah dilakukan menggunakkan internet. Begitu
pula jika terdapat wilayah yang sedang mengalami masalah, dengan mudah pemerintah
mengetahui dan menanggulanginya. Melihat berbagai manfaat yang didapat dari
internet, pemerintah juga mulai menggalakkan ‘Internet Masuk Desa’. Pemerintah
membantu dan memfasilitasi kehadiran internet di desa. Tujuannya agar
masyarakat pedesaan juga bisa melihat dunia lebih luas terlebih lagi bagi
anak-anak Indonesia yang tinggal di desa. Internet dapat membantu mereka
memiliki pengetahuan yang luas.
Global Village sampai sekarang masih terus
berkembang. Tidak hanya sebagai konsep, kini Global Village memang
sebagai fakta yang sekarang kita hadapi. Berbagai situs jejaring sosial pun
semakin berkempang pesat. Perkembangan ini tentunya tidak menjamin berakhirnya
keadaan ini karena dunia memang telah menyukai internet. Semua akan berjalan
dengan baik jika dipakai sesuai dnegan fungsinya. Manusia boleh memakai
teknologi ini, namun harus mengingat batasan pemakaianya karena akan menjadi
boomerang bagi manusia itu sendiri.
Manfaat Teknologi Informasi dalam Kehidupan sehari-hari
Abstrak (Ringkasan Isi)
Teknologi
informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan untuk
dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan
meningkatkan produktivitas kerja. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi
untuk mengolah data : memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan memanipulasi
data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Peran
yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan
informasi untuk kehidupan pribadi, kolektif, profesi, dan asosiasi profesi.
Pada era informasi, jarak fisik atau jarak geografis bukan faktor penentu dalam
interaksi manusia, atau lembaga usaha, sehingga dunia ini menjadi suatu kampung
global atau “Global village”. Perkembangan teknologi informasi
telah memacu cara baru dalam kehidupan dari awal sampai akhir seperti ini
dikenal dengan e-life. Artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh
berbagai kebutuhan secara elektronik. Selanjutnya sekarang marak
berbagai terminologi yang
dimulai dwngan awalan e
seperti e-commerce, e-government, e-education,
e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy
dan lainnya. Terminologi tersebut menunjukkan
bidang-bidang terapan dari teknologi informasi. Berdasarkan kebutuhan untuk berinteraksi,
manusia senantiasa berupaya mencari dan mencipta sistem dan alat untuk
berinteraksi, mulai dari gambar (bentuk lukisan), isyarat (tangan, asap, dan
bunyi), huruf, kata, kalimat, tulisan, surat, sampai dengan telepon dan
internet. Perkembangan sistem informasi dalam kehidupan manusia sebenarnya seiring
dengan peradaban manusia itu sendiri yang sekarang sampai pada Teknologi
Informasi. Informasi yang dibutuhkan, senantiasa dikekola, disampaikan juga
terus dikembangkan, dari informasi yang sederhana seperti sekedar menggambarkan
sesuatu yang bersifat indiidual, sampai pada informasi strategis seperti taktik
bertempur.Pertumbuhan internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah ke
dalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari manusia
Perkembangan
zaman di era globalisasi
memang bisa memudahkan segala aktivitas kita, di setiap waktu ada saja suatu manfaat baru yang bisa kita dapatkan
dari adanya perkembangan teknologi. Jika kita memang hidup sebagai manusia masa
depan, seharusnya kita tahu dan mampu menggunakan semua manfaat teknologi
informasi untuk berbagai hal yang mempermudah sekaligus meningkatkan kualitas
hidup kita.
Teknologi Informasi didefinisikan sebagai teknologi
pengolahan dan penyebaran data menggunakan perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software), komputer, komunikasi, dan perangkat elektronik
digital. Perkembangan teknologi informasi sangat pesat karena dipicu oleh
kebutuhan informasi secara cepat, tepat, dan terkini. Teknologi informasi telah
menjadi fasilitas utama dalam berbagai sektor kehidupan dimana memberikan andil
besar pada perubahan-perubahan yang mendasar pada manajemen organisasi,
pendidikan, transportasi, kesehatan, dan pendidikan
Peningkatan kualitas hidup semakin menuntut manusia untuk
melakukan berbagai aktivitas yang dibutuhkan dengan mengoptimalkan sumber daya
yang dimilikinya. Secara tanpa disadari, sebagian aktivitas yang dilakukan oleh
manusia telah didukung oleh Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) baik
secara langsung maupun tidak langsung telah mengubah cara hidup, cara belajar,
cara bekerja, dan cara bermain kita.
Banyak sekali manfaat dari pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Peningkatan kualitas hidup semakin menuntut manusia untuk melakukan
berbagai aktifitas yang dibutuhkan dengan mengoptimalkan sumber daya yang
dimilikinya. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang perkembangannya begitu
cepat secara tidak langsung mengharuskan manusia untuk menggunakannya dalam
segala aktivitasnya antara lain dalam bidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi(bisnis/usaha), industri/manufakture dan pemerintahan.
Berikut ini merupakan beberapa keuntungan teknologi dan
informatika di berbagai bidang-bidang tersebut
1. Bidang Pendidikan
Teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seirng
perkembangan zaman. Pada awalnya komputer dimanfaatkan di sekolah sebagai
penunjang kelancaran pekerjaan bidang administrasi dengan memanfaatkan software
Microsoft word, excel dan access.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi,
maka peranan komputer mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu
media pembelajaran. Diharapkan siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat
Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan
dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya,
sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan
kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di
lingkungannya selain itu siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam
kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam
produk teknologi informasi dan komunikasi. Informasi yang dibutuhkan akan
semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan.
Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya
inovasi e-learning (kemampuan terjadinya proses belajar mengajar jarak
jauh) yang semakin memudahkan proses pendidikan. Kemajuan TIK juga akan
memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis teleconference
yang tidak mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu
ruangan. Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah
dan lancar karena penerapan sistem TIK Internet merupakan alat komunikasi
yang murah dimana memungkinkan terjadinya in-teraksi antara dua orang atau
lebih.
Terdapat lima pergeseran yang diakibatkan oleh hadirnya
teknologi dalam proses pembelajaran yaitu,
- Proses pelatihan bergeser ke proses penampilan.
- Proses pembelajaran yang biasa di dalam kelas bergeser ke di mana dan kapan saja.
- Proses belajar melalui kertas bergeser ke proses belajar secara online atau saluran.
- Fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja.
- Proses belajar dari waktu siklus ke waktu nyata
2. Bidang Kesehatan
Mempermudah Dokter dan Perawat dalam memonitor kesehatan
pasien monitor detak jantung pasien lewat monitor komputer, aliran darah ,
memeriksa organ dalam pasien dengan sinar X . Menentukan jenis terapi dan
pengobatan berdasarkan informasi dari sistem komputer Mempercepat proses uji
laboratorium pasien, Memantau kondisi pasien (denyut jantung, suhu, dan tekanan
darah pasien). Dengan teknologi modern bisa memonitor, bahkan menggantikan
fungsi organ dalam seperti Jantung, Paru-paru dan Ginjal..
Beberapa program yang digunakan dalam dunia kedokteran di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Sistem CAT (Computerized Axial Tomography) yang
memungkinkan dokter untuk menganalisa organ tubuh manusia yang tidak bergerak
serta melihat kelainan yang terjadi secara visual di layar komputer. Dengan
demikian, akan segera diketahui bagian tubuh yang perlu dilakukan terapi atau
operasi.
2. Sistem DSR (Dynamic Spatial Reconstructor)
untuk melihat organ yang bergerak. Untuk keperluan pemeriksaan. sistem ini
dapat menghilangkan gambar organ yang tidak diperlukan, sehingga pemeriksaan
terpusat pada organ tertentu. Dengan system DSR, kamu dapat melihat gambar
secara tiga dimensi sehingga USG merupakan salah satu manfaat TIK dalam bidang
kedokteran. dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
3. Sistem Komputer DNA yang mampu mendiagnosa
penyakit pasien dan menentukan obat yang dibutuhkan pasien
3. Dalam Bidang Ekonomi(Bisnis/usaha)
Pemanfaatan TIK sangat membantu kelancaran komunikasi dalam
bisnis. Fedex adalah salah satu perusahaan jasa kurir yang memanfaatkan sistem
informasi untuk mengawasi sampai dimana barang yang dikirimkan melalui bantuan
internet.
Pemanfaatan TIK untuk membuat layanan baru antara lain
internet banking, SMS banking, dan e-Commerce.Internet banking
adalah layanan perbankan yang dilakukan dengan menggunakan internet.
Transakasi yang dapat dilakukan adalah pengecekan saldo, transfer uang,
pembayaran tagihan.
Keuntungan internet banking bagi bank adalah bank dapat memberikan keleluasaan kepada nasabah untuk melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja.
Keuntungan internet banking bagi nasabah antara lain :
Keuntungan internet banking bagi bank adalah bank dapat memberikan keleluasaan kepada nasabah untuk melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja.
Keuntungan internet banking bagi nasabah antara lain :
a. Menghemat waktu, karena tidak
perlu datang ke bank untuk melakukan transaksi
b. Menghemat biaya, karena
transportasi menuju ke bank dapat dihilangkan.
c. Lebih cepat, karena tidak perlu
menunggu antrean yang banyak.
1. SMS Banking
SMS Banking adalah layanan perbankan yang dilakukan dengan
menggunakan SMS (short Message Service ). Transaksi yang dapat dilakukan adalah
pengecekan saldo, transfer uang, dan pembayaran tagihan.
2. E-commerce
Perdagangan elektronik (Electronic commerce ) adalah perdagangan yang dilakukan dengan memanfaatkan internet.
Perdagangan elektronik (Electronic commerce ) adalah perdagangan yang dilakukan dengan memanfaatkan internet.
Keuntungan perdagangan elektronik antara lain :
- Perusahaan dapat menjangkau pasar lebih luas, karena pembeli yang mengakses internet tidak dibatasi tempat dan waktu.
- Perusahaan tidak perlu membuka cabang distribusi
- Pengeluaran lebih sedikit, karena pegawai tidak banyak.
- Harga barang lebih murah, karena biaya operasionalnya murah.
Keuntungan yang diperoleh konsumen antara lain :
a. Konsumen tidak perlu ke toko untuk mendapat barang.
b. Pembeli dapat menghemat waktu dan biaya perjalanan
c. Konsumen dapat membandingkan harga dari pemasang iklan lain di internet.
d. Konsumen dapat membeli barang yang di dalam negeri tidak ada
e. Harga barang lebih murah.
b. Pembeli dapat menghemat waktu dan biaya perjalanan
c. Konsumen dapat membandingkan harga dari pemasang iklan lain di internet.
d. Konsumen dapat membeli barang yang di dalam negeri tidak ada
e. Harga barang lebih murah.
Semakin maraknya penggunaan Teknologi dan informatika akan
semakin membuka lapangan pekerjaan. Teknologi Informasi dimanfaatkan untuk
perdagangan secara elektronik atau menggunakan jaringan internet yang dikenal
sebagai E-Commerce dapat mempermudah transaksi-traansaksi bisnis suatu
perusahaan atau perorangan. Dengan fasilitas pemasangan iklan di internet pada
situs-situs tertentu akan mempermudah kegiatan promosi dan pemasaran suatu
produk.
Pada bidang bisnis, biasanya sistem komputer digunakan untuk
memproses gaji, data statistik, dan akunting (keuangan). Sistem komputer
melakukan otomatisasi pekerjaan-pekerjaan rutin kantor. Banyak bisnis sudah
menggunakan sistem komputer untuk pengawasan stok barang, membuat laporan
keuangan, meramal, dan merencanakan bisnis masa depan.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) dikembangkan oleh
perusahaan untuk menyediakan informasi terkini mengenai operasi perusahaan dan
membantu membuat keputusan perusahaan. Adapun dari sisi pelanggan, peranan
sistem komputer adalah meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan kualitas layanan.
Bagi bisnis perdagangan, seperti department store, sistem informasi manajetnen
memungkinkan pencatatan transaksi secara mudah dengan alat bernama barcode
reader, yaitu alat untuk membaca kode barang yang dihubungkan dengan
komputer. Penggunaan barcode reader memudahkan pramuniaga melayani pelanggan.
Oleh karena alat ini terhubung dengan komputer di kasir dan server maka dapat
dilakukan pengecekan basil transaksi setiap saat untuk mengetahui jenis barang,
sisa stok, barang-barang yang harus segera diadakan oleh pemilik toko, dan yang
penting lagi dapat segera diketahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari
transaksi. Semua itu dimungkinkan karena penggunaan komputer dan penerapan
program sistem informasi manajemen.
4. Dalam bidang industri/manufaktur
Dalam bidang industri, komputer digunakan pada proses
perencanaan sebuah produk baru melalui program desain, seperti Computer Aided
Design (CAD). Gunanya, agar produk yang diinginkan dapat dirancang secara
cepat, mudah, dan memiliki ketepatan tinggi. Sebagai contoh, untuk menggambar
bentuk desain mobil dibutuhkan waktu yang lama dan relatif sulit apabila dilakukan
secara manual. Akan tetapi, dengan program CAD (misalnya, AutoCad) semua itu
dapat teratasi. Bahkan, program ini dapat menggambarkan bentuk nyata sebuah
desain mobil dilihat dari berbagai sudut (3 dimensi).
Pada tahap produksi, digunakan robot yang dikendalikan oleh
komputer dengan program Computer Numerical Control (CNC) dan Computer Aided
Manufacture (CAM). Bahkan, ujicoba ketahanan kendaraan dapat dilakukan dan
disimulasikan dengan komputcr.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran TIK
dalam bidang industri dan manufaktur sangat besar, di antaranya adalah sebagai
berikut.
a. Sebagai alat bantu untuk
merancang produk baru secara cepat, mudah, dan tepat (akurat).
b. Proses produksi dapat
dilakukan dengan sesedikit mungkin tenaga manusia sehingga mengurangi resiko
fisik yang dapat dialami oleh manusia.
5. Bidang Pemerintahan
Penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan
hubungan antara pemerintah dengan pihak-pihak lain disebut e-government.
Penggunaan hubungan ini dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu,
1. G2C (Government to citizen), hubungan antara pemerintah
dengan masyarakat,
2. G2B (Government to bussines), hubungan antara pemerintah
dengan pengusaha,
3. G2G (Government to Government), hubungan antara pemerintah
dengan pemerintah.
Konsep e-government mengacu pada penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi oleh pemerintahan, misalnya menggunakan jaringan
internet. E-government dapat meningkatkan hubungan antara pemerintrah dengan
penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya secara signifikan
Manfaat di bidang ini antara lain Meningkatkan hubungan
antara pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat kerena informasi lebih
mudah diperoleh, Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aparat pemerintah
dengan adanya transparansi kegiatan pemerintah, Meningkatkan kualitas layanan
kepada masyarakat yaitu masyarakat dapat dilayani kapan pun dan dimana pun ,
Tersedianya informasi yang mudah diakses oleh masyarakat melalui internet
sehingga masyarakat dapat mengambil keputusan dengan benar, Hilangnya
birokrasi yang selama ini seolah-oleh menjadi penghalang bagi masyarakat dalam
berhubungan dengan pemerintah sehingga pelaksanaan pemerintahan menjadi lebih
efektif dan efisien. Dengan demikian, maka sangat penting bagi pemerintah untuk
segera menerapkan e-government
Kemajuan di berbagai bidang, akan sangat mempengaruhi
kehidupan seseorang, mari kita sama-sama tingkatkan rasa pentingnya kemajuan
teknologi. Untuk itu marilah
kita memanfaatkan teknologi informasi yang ada untuk berbagai hal yang bisa
mempermudah dan meningkatkan kualitas hidup kita. Terutama kita sebagai
generasi muda yang mana memang lebih banyak menggunakan berbagai teknologi
informasi modern saat ini, untuk lebih bisa ikut mempengaruhi pihak-pihak yang
lain dalam memperbaiki manfaat teknologi informasi itu sendiri.
Sumber :